-->

Raja Garuda Mas Buka Kesempatan Bagi Warga Pangkalan Kerinci

rge untuk warga kerinci
Img source: www.goriau.com
Lahir dengan nama Raja Garuda Mas, Royal Golden Eagle (RGE) selalu mampu menjadi berkah bagi pihak lain. Salah satu contoh nyata terjadi di Pangkalan Kerinci, Riau.

RGE didirikan oleh pengusaha Sukanto Tanoto pada 1974. Nama awalnya adalah Raja Garuda Mas. Kala itu, bidang yang ditekuni berkaitan dengan produksi kayu lapis. Namun, seiring waktu industri yang digeluti sudah bertambah banyak.

Lihat saja, saat ini, perubahan besar terjadi dari sejak masih bernama Raja Garuda Mas hingga bertransformasi menjadi RGE. Mereka tidak lagi memproduksi kayu lapis, namun berkecimpung di industri kelapa sawit, minyak dan gas, pulp and paper, selulosa spesial, serta viscose fibre.

Akibatnya status Royal Golden Eagle berubah. Mereka bukan lagi perusahaan skala lokal, tapi sudah menjadi korporasi kelas internasional. Aset senilai 18 miliar dolar Amerika Serikat dan karyawan sebanyak 60 ribu orang menjadi bukti. Selain itu, fakta bahwa anak-anak perusahaannya tersebar di berbagai belahan dunia membuat RGE dipandang sah menjadi perusahaan global.

Perkembangan itu membuat transformasi nama dari Raja Garuda Mas menjadi Royal Golden Eagle dilakukan pada 2009. Tujuannya supaya semakin memantapkan arah perusahaan ke pentas dunia.

Meski begitu, Royal Golden Eagle tidak melupakan jati diri sebagai perusahaan Indonesia. Sebisa mungkin mereka selalu akan berbuat yang terbaik untuk berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara.

Hal itu dilakukan oleh semua pihak di Royal Golden Eagle. Salah satu contoh nyata dilakukan oleh APRIL Group. Melalui unit operasionalnya, PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP), anak perusahaan RGE yang berkecimpung di industri pulp and paper ini membantu perkembangan masyarakat di Pangkalan Kerinci.

Perlu diketahui, Pangkalan Kerinci adalah ibukota Kabupaten Pelalawan yang ada di Provinsi Riau. Sesuai data dari Badan Pusat Statistik, per 2011 kota tersebut berpenduduk sebanyak 81.784 jiwa. Kota ini sekarang menjadi kawasan yang dinamis pusat perekonomian di wilayah Pelalawan.

Siapa sangka dulu Pangkalan Kerinci tidak seperti itu? Pada tahun 1980-an, area ini hanya sebuah desa terpencil yang dihuni ratusan keluarga. Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai nelayan atau petani.

Namun, sejak kehadiran APRIL pada 1993, Pangkalan Kerinci berkembang pesat. Daerahnya menjadi maju. Namun, lebih dari itu para warga di sana merasakan manfaat berupa hadirnya kesempatan baru memperbaiki hidup.

Banyak yang sudah membuktikannya. Contohnya Abu Mansyur Matridi yang mampu berkembang menjadi pengusaha berkat keberadaan unit operasional APRIL, RAPP. Pria yang akrab dipanggil Ridi itu kini berhasil mendirikan PT Artha Veda, sebuah perusahaan penyedia tenaga kerja untuk pembibitan pohon akasia milik RAPP.

Berkat itu, Ridi berhasil membuka lapangan kerja untuk warga Pangkalan Kerinci. Setidaknya kini ada 450 orang yang sudah menjadi karyawannya.

Ridi mengisahkan betapa besar manfaat keberadaan unit bisnis bagian Royal Golden Eagle itu bagi Pangkalan Kerinci. Ia mengisahkan bahwa dulu tempat tinggalnya itu sangat sepi.

Kondisi itu dialaminya sejak mulai tinggal di sana pada umur lima tahun. Bahkan, ketika sudah berusia 12 tahun, situasi tidak berubah. “Mobil yang hilir mudik bisa dihitung dengan jari,” kisah Ridi seperti dilaporkan oleh Bisnis.com.

Namun, keadaan mulai berubah sejak RAPP hadir. Paling sederhana adalah kehadiran aliran listrik dari yang semula belum bisa dinikmati. Tapi, manfaat terbesar yang dirasakan oleh warga Pangkalan Kerinci ialah peluang besar untuk memperbaiki hidup.

Ridi membuktikannya sendiri. Karena RAPP sangat membuka kesempatan untuk bekerja sama dengan para warga Pangkalan Kerinci, kans untuk membuka usaha terbuka lebar. Inilah yang dimanfaatkan dengan cepat oleh Ridi.

KEMITRAAN DENGAN RAPP

kemitraan dengan rapp
Img source: industri.bisnis.com
Perubahan hidup yang dialami oleh Ridi mulai terjadi pada 2009. Kala itu ia mendapat peluang untuk menjadi mitra usaha binaan RAPP. Ridi pun segera mendirikan PT Artha Veda yang menyuplai tenaga kerja untuk nursery RAPP.

Patut diketahui, untuk membuat pulp dan kertas diperlukan bahan baku dari kayu. RAPP akhirnya mengelola perkebunan sendiri yang ditanami pohon akasia. Luasnya mencapai 476 ribu hektare yang dikelola bersama dengan 40 mitra pemasok jangka panjang.

Agar suplai bahan baku terus terjaga, pengelolaan perkebunan sangat penting. Terkait hal tersebut pembibitan menjadi salah satu faktor krusial. Sebab, APRIL memiliki target untuk menanam 150 juta pohon per tahun.

Hal itu membuat pusat pembibitan atau nursery membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Ini yang akhirnya ingin dipenuhi oleh Ridi bersama PT Artha Veda. Ia menyediakan pekerja yang terlatih dan kompeten untuk menangani pembibitan akasia.

Namun, memulai usahanya tidak mudah. Mencari pekerja yang berdedikasi, memiliki keterampilan, sekaligus disiplin mesti telaten. Apalagi nantinya mereka harus menyiapkan bibit mulai dari menyiapkan media tanam, bibit cutting, hingga akhirnya menanam ke perkebunan.

"Itu proses produksi. Setelah delapan minggu, kami bisa mengirimkan bibit-bibit itu ke lahan terbuka. Dalam hal ini sayalah yang menyiapkan tenaga kerja," ujar Ridi.

Akan tetapi, beruntung sekali RAPP mau membantu. Ridi mendapat bimbingan hingga akhirnya mampu mencari karyawan yang kapabel. Hal itulah yang membuat perusahaannya berkembang.

"RAPP sangat serius dalam membimbing para mitra binaannya. Perusahaan ini tidak membiarkan mitranya mengalami kerugian. RAPP menginginkan bisa berkembang bersama-sama," kata Ridi di Go Riau.

Kesuksesan yang diraih akhirnya mengantar Ridi untuk meraih penghargaan CRS Award oleh RAPP. Ia meraihnya pada 11 Juli 2017. Kala itu, Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita memberikan penghargaan secara langsung kepada Ridi.

"Kami sangat berterima kasih atas penghargaan ini. Kami akan jadikan pemacu agar bisa lebih baik lagi," kata Ridi.

Perubahan hidup seperti yang dirasakan oleh Ridi ini memang menjadi target RAPP. Mereka memang menginginkan pihak lain khususnya warga di sekitar area operasinya mendapatkan berkah berkat keberadaan mereka.

Oleh karena itu, unit operasional APRIL yang menjadi bagian RGE ini melakukan berbagai upaya untuk peningkatan kemampuan para warga di sekitarnya. Salah satunya ialah dukungan kepada para pengusaha lokal untuk berkembang.

Hingga saat ini, RAPP telah mencetak sederet Industri Kecil Menengah (IKM) sukses dan berpengaruh di daerahnya. Perusahaan dikatakan berhasil jika masyarakat di sekitarnya sejahtera," kata Direktur Utama RAPP, Rudi Fajar.

Dikatakan oleh Rudi, langkah yang diambil oleh pihaknya itu merupakan perwujudan filosofi bisnis Royal Golden Eagle. Di dalam perusahaan yang lahir dengan nama awal Raja Garuda Mas itu memang ada kewajiban untuk memberikan manfaat besar kepada pihak lain. Secara khusus, semua pihak di RGE harus mampu menjalankan operasional yang berguna bagi masyarakat dan negara.

Berkah yang dirasakan oleh warga Pangkalan Kerinci seperti Ridi ini menjadi bukti otentik keberhasilan Royal Golden Eagle menjalankan misinya. Ia mampu mandiri dan bahkan membukakan kesempatan kerja bagi orang di sekitarnya berkat keberadaan RAPP.